I. TUJUAN
Untuk membandingkan jumlah (populasi) bakteri dan aktomiset dari tanah rizosfer dan non rizosfer.
II. TEORI
Bakteri yang hidup dalam tanah memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan kemampuanya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah ammonium menjadi nitrat. Termasuk ke dalam golongan ini yang berbentuk batang (bacil) yang mampu membentuk spora dan yang tidak membentuk spora. Spora pada bakteri bukan untuk alat berkembang biak melainkan alat untuk mempertahankan diri dari lingkungan yang tidak menyenangkan.
Aktinomycetes, yaitu kelompok bakteri yang tumbuh menyerupai fungi dengan membentuk hifa. Dan mempunyai ciri-ciri antara bakteri dan fungi. Aktinomiset mampu merombak berbagai substrat yang miskin N atau yang relative sulit didekomposisi. Karakteristik dari keberadaan organisme ini adalah memberikan bau tanah yang khas dan meningkatkan kualitas tanah dan dapat menghasilkan antibiotik.
Tanah dihuni oleh bernacam-macam mikroorganisme. Jumlah tiap gram mikroorganisme sangat bervariasi, ada yang hanya terdiri atas beberapa individu, akan tetapi ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Penentuan jumlah dan aktivitas mikroorganisme dalam tanah mempunyai arti yang sangat penting. Jumlah total mikroorganisme yang terdapat dalam tanah digunakan sebagai indeks kesuburan tanah (fertility index) tanpa mempertimbangkan hal-hal lain. Semakin subur tanah mikroorganisme yang terkandung didalamnya akan semakin banyak. Karena di dalam tanah mikroorganisme merombak semua bahan organik yang terdapat dalam tanah sehingga tanah menjadi subur.
Mikroorganisme tersebar luas di alam, tanpa ada batas dimana harus bertempat tinggal. Mikroorganisme terdapat diudara, di tanah, pada tubuh manusia, pada makanan, bahkan ditempat-tempat kotor sekalipun. Salah satu cara untuk menghitungnya yaitu dengan menggunakan metode Plat Pengenceran (Dilution Plate Methode).
Metode penghitungan tidak langsung yang banyak digunakan untuk menentukan populasi mikroba di dalam tanah diawali dengan pengenceran suspensi tanah, lalu menumbuhkan mikroba yang terdapat dalam sejumlah volume suspensi di dalam media plat agar. Jumlah koloni yang tumbuh menggambarkan jumlah mikroorganisme yang terdapat di dalam suspensi sehingga satuan dalam penghitungan ini adalah CFU (Colony Forming Unit). Dengan metode ini diasumsikan bahwa satu koloni berasal dari satu sel mikroba. Jumlah mikroba dalam satu gram mikroba tanah contoh (CFU/gr). Dihitung dengan membagi jumlah koloni yang tumbuh dengan faktor pengenceran. Metode ini hanya menghitung bakteri hidup, dan tidak selamanya satu koloni berasal dari satu sel bakteri. Selain itu, tidak semua mikroorganisme dapat tumbuh pada media yang dipakai.
III. ALAT DAN BAHAN
Tanah rizosfer
Aquadest steril.
Pipet steril ukuran 1,0 dan 10 ml, tabung reaksi steril 18 ml, Petridish steril
Media agar nutrisi (3 g beef ekstract, 5 g pepton, 15 g agar, 1000 ml aquadest)
Media agar kaseinat (0,2 g sodium kaseinat, 0.5 g K2HPO4, 0,2 g MgSO4.7H2O, 0.01 g FeCl3, 15 g agar, 1000 ml aquadest).
IV. CARA KERJA
1. Menggunakan tanah rhizosfer dengan cara mengambil tanah yang menempel di perakaran dengan bantuan kuas. Tanah non rizosfer diambil dari tanah di luar perakaran.
2. Suspensikan 1 gram tanah ke dalam 9 ml aquadest sehingga didapat suspensi tanah dengan pengenceran 10-1. Kocok selama 5 menit dan biarkan 15 detik.
3. Dengan pipet steril , ambil 1 ml suspensi tanah 10-1 dan pindahkan ke tabung berisi 9 ml aquadest steril (10-2) kocok sampai merata
4. Dengan cara yang sama dengan poin 2, lanjutkan sampai pengenceran 10-7
5. Dari pengenceran 10-6 dan 10-7 ambil masing-masing 1/2 ml suspensi masukkan ke dalam petridish steril. Tuangkan 15 ml nutrient agar untuk penghitungan bakteri. Goyangkan petridish supaya suspensi dan media tercampur homogen.
6. Inkubasikan 24 jam di dalam inkubator pada suhu 30OC
7. Lakukan langkah 4 dan 6 untuk aktinomiset dengan menggunakan media agar kaseinat pada pengenceran 10-4 , 10-5
8. Tentukan jenis bakteri/aktinomiset yang tumbuh berdasarkan karakteristik koloni.
9. Hitung koloni bakteri/aktinomiset yang ada di permukaan atau sedikit di bawah permukaan media. Jumlah koloni yang memenuhi syarat adalah 30-300 CFU/plat agar.
10. Jumlah bakteri/aktinomiset per gram tanah = rata-rata koloni
pengenceran
V. HASIL PENGAMATAN
Jenis tanah | Bakteri berdasarkan Karakteristik koloni | Populasi Bakteri (CPU/gr) | |
pengenceran | 10-6 | 10-7 | |
Rhizosfer (vegetasi liar) | Bulat,berwarna putih susu | 0 | 8 |
Populasi total bakteri | 8 x 107 |
Jenis tanah | Aktinomiset berdasarkan Karakteristik koloni | Populasi Aktinomiset (CPU/gr) | ||
pengenceran | 10-4 | 10-5 | ||
Rhizosfer (vegetasi liar) | Bulat berwarna putih | 9 | 2 | |
Populasi total aktinomiset | 11 x 104 | |||
Jadi, jumlah bakteri/aktinomiset per gram tanah adalah :
1. Bakteri
10-6 = 0 : 10-6 = 0 CFU/g.
10-7 = 8 : 10-7 = 8 x 107 CFU/g.
2. Aktinomiset
10-4 = 9 x 10-4 = 9 x 104 CFU/g.
10-5 = 2 x 10-5 = 2 x 105 CFU/g.
I. PEMBAHASAN
Mikroorganisme tersebar luas di alam, tanpa ada batas dimana harus bertempat tinggal. Mikroorganisme terdapat diudara, di tanah, pada tubuh manusia, pada makanan dan tempat-tempat yang mengandung sumber makanan bagi organisme itu.
Perhitungan diatas dengan asumsi bahwa satu koloni berasal dari satu sel mikroorganisme. Sehingga pemahaman lebih lanjut pada penelitian berikutnya tidak menyimpang dari asumsi sebelumnya.
Koloni bakteri pada suspensi pengenceran kecil lebih banyak dibandingkan suspensi pengenceran tinggi. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri yang optimal diantaranya adalah suhu, udara, pH, kelembaban.
Pada koloni bakteri yang disuspensikan ada jamur yang tumbuh pada media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri, hal ini dapat disebabkan karena anti jamur pada media tidak bekerja dengan baik.
Metode perhitungan bakteri dengan menggunakan cara NPM dapat menentukan Jumlah koloni bakteri, dan seharusnya didapat pada suspensi pengenceran rendah (10-6) pada tanah rhizosfer (bakteri) jumlah bakteri lebih banyak daripada suspensi pengenceran tinggi (10-7). Tapi pada praktikum yang kami lakukan didapat hasil bahwa jumlah bakteri pada pengenceran 10-7 sama dengan 8 sedangkan pada pengenceran 10-6 tidak ada bakteri yang tumbuh. Hal ini terjadi mungkin karena pada saat memasukkan media agar pada petridish, agarnya masih dalam keadaan panas sehingga bakteri yang ada pada suspensi yang dimasukkan ke dalam petridish mati. Begitu juga pada tanah Rhizosfer (aktinomiset), semakin rendah pengenceran (10-5) semakin sedikit populasi aktinomiset yang diperoleh.
Kelemahan dari metode ini antara lain hanya bakteri hidup saja yang bisa dihitung.
II. KESIMPULAN
1. Jumlah koloni bakteri pada suspensi pengenceran rendah (10-6) lebih banyak daripada suspensi pengenceran tinggi (10-7).
2. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah faktor lingkungan diantaranya; suhu, udara, pH, kelembaban dan lain-lain.
3. Bakteri maupun aktinomiset lebih banyak populasinya pada pengenceran rendah, karena bakteri maupun aktinomiset umumnya lebih menyukai atau lebih banyak terdapat pada suspensi dengan pengenceran rendah. Karena semakin rendah pengenceran semakin sedikit kepekatan tanah yang diperoleh, artinya suspensi semakin encer.
4. Metode ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain hanya bakteri hidup saja yang bisa dihitung dan tidak semua mikroorganisme dapat tumbuh pada media yang dipakai, atau dengan perkataan lain tidak satu mediapun yang dapat menumbuhkan semua mikroorganisme.
0 comments:
Posting Komentar